Alhamdulillah... Gak bisa nahan air mata waktu melihat jabang bayi ini ada di rahimku... tunas2 yang mulai berbentuk, bergerak seperti ingin di belai... Ya Allah.. terima kasih untuk kepercayaan ini, tumbuh besar ya sayang... sampai waktunya tiba, sampai dunia menyambut tangis pertama kamu, terus tumbuh jadi jabang bayi yang pintar, kebanggaan ibu dan ayah kelak. jangan takut, krn banyak kasih sayang, banyak cinta dan perhatian buat kamu.
Mencoba menikmati masa2 mengandung kamu nak.. ato.. bahkan memang menunggu masa2 ini, jadi banyak yang sayang,,, ada ayah, om, dan tante siaga yang berusaha nurutin kemauan kamu! coba dipikir, masak kamu pengen makan martabak india jam 9 pagi??? thanks a lot buat yang berhasil nyariiin (hihihi.. tanpa menyebut nama), atau.. yang baru2 ini terjadi, masak kamu pengen makan rambutan di musim durian c nak... nenek bela2in cari tetangga yang punya pohon dan gak malu2 buat minta, buat siapa coba, buat kamu sayang.... eits.. tp jangan dibikin kebiasaan dan jdi manja ya.. gak boleh.
Waiting for your born hon... tumbuh sehat ya... mmmmmmmmmuach
TRANSIT
Percaya bahwa pada setiap kesulitan pasti diikuti dengan kemudahan, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
Kamis, 30 Juni 2011
Minggu, 27 Februari 2011
Rindu setengah Mati, Astagfirullahalazim...
Assalamualaikum sayang...
Suamiku, tau kah kamu, dua bulan ini hatiku terus dipenuhi oleh rindu... tidak lupa menyebut namamu dalam doaku, agar Allah menyatukan kita, dengan pertolongannya, dengan skenarionya. Alllah...Semoga Allah tidak marah padaku karena telah mencintai kamu teramat sangat sayang...
Sayang...kenapa hati ini belum bisa seluas hati teman2 yang bisa menjalani rumah tangga berjauhan..
Kenapa rasa rindu ini terus menyerang dan melemahkan aku, aku jadi tambah cengeng. Dalam diam, dalam tidur, dalam setiap sela dari hariku, rasa rindu merajalela menggerogoti pertahananku..
Aku sayang kamu mas...
Ingin segera ada disana bersama kamu..
jemput aku...
Suamiku, tau kah kamu, dua bulan ini hatiku terus dipenuhi oleh rindu... tidak lupa menyebut namamu dalam doaku, agar Allah menyatukan kita, dengan pertolongannya, dengan skenarionya. Alllah...Semoga Allah tidak marah padaku karena telah mencintai kamu teramat sangat sayang...
Sayang...kenapa hati ini belum bisa seluas hati teman2 yang bisa menjalani rumah tangga berjauhan..
Kenapa rasa rindu ini terus menyerang dan melemahkan aku, aku jadi tambah cengeng. Dalam diam, dalam tidur, dalam setiap sela dari hariku, rasa rindu merajalela menggerogoti pertahananku..
Aku sayang kamu mas...
Ingin segera ada disana bersama kamu..
jemput aku...
Selasa, 22 Februari 2011
Sesungguhnya..
Bismillahirrohmaanirrohim...
inilah isi hatiku sebenarnya, Sayang... sejak ijab kabul dilaksanakan, sejak saat itu hati dan jiwaku milikmu.. kian hari rasa cinta tumbuh subur dalam diriku, tidak ada tempat untuk laki-laki lain selain kamu, walau mungkin dalam bercanda aq sering tidak mengakuinya..
Sayang... terkadang aq juga dihantui pertanyaan, mengapa bisa terbilang nekat mengambil keputusan berumah tangga bersama kamu, dengan konsukuensi jarak jauh, seperti yang kita sudah ketahui bersama sebelumnya.. tapi ntahlah, ntah buta karena cinta, ntah kasamaran, ntah nekat, tp akhirnya kita melangkah. Saling meyakinkan satu sama lain, menutup mata dan telinga dari saran untuk memulai saja dengan yang baru..
Awal-awal pernikahan ini terasa berat, rasa rindu teramat sangat terus menghantuiku, tidak jarang aq meneteskan air mata dalam doaku, menangis bertanya kenapa aq tidak bisa mendapatkan kamu dan orang tuaku sekaligus, (berbakti kepada orang tua sekaligus mengabdi kepada suami). Sering kita dengar bahwa hidup adalah pilihan, yah... hidup memang pilihan, tapi pilihan selalu menimbulkan korban yang tentunya juga diiringi rasa sakit.
Sayang.... menikah dengan kamu adalah takdir, bukan pilihan, semua terasa lancar pada prosesnya, hanya saja kenapa konsukuensinya begitu sulit. Sekarang.. aq baru bisa angkat 4 jempol pada rekan-rekan kita yang telah terlebih dahulu menjalani ini... Terpisah oleh jarak karena pekerjaan, ada pula yang sampai seperti putus asa mengusahakan untuk pindah atau berdekatan atau tidak banyak juga yang menyerah dan resign..
Untuk kita, ini baru awal, semoga kita bisa terus bersama, saling percaya, saling mendukung, saling cinta sampai maut memisahkan..
Aku mencintaiku suamiku teramat sangat rupanya, semoga Allah Ridho...Aaamiiinnn...
inilah isi hatiku sebenarnya, Sayang... sejak ijab kabul dilaksanakan, sejak saat itu hati dan jiwaku milikmu.. kian hari rasa cinta tumbuh subur dalam diriku, tidak ada tempat untuk laki-laki lain selain kamu, walau mungkin dalam bercanda aq sering tidak mengakuinya..
Sayang... terkadang aq juga dihantui pertanyaan, mengapa bisa terbilang nekat mengambil keputusan berumah tangga bersama kamu, dengan konsukuensi jarak jauh, seperti yang kita sudah ketahui bersama sebelumnya.. tapi ntahlah, ntah buta karena cinta, ntah kasamaran, ntah nekat, tp akhirnya kita melangkah. Saling meyakinkan satu sama lain, menutup mata dan telinga dari saran untuk memulai saja dengan yang baru..
Awal-awal pernikahan ini terasa berat, rasa rindu teramat sangat terus menghantuiku, tidak jarang aq meneteskan air mata dalam doaku, menangis bertanya kenapa aq tidak bisa mendapatkan kamu dan orang tuaku sekaligus, (berbakti kepada orang tua sekaligus mengabdi kepada suami). Sering kita dengar bahwa hidup adalah pilihan, yah... hidup memang pilihan, tapi pilihan selalu menimbulkan korban yang tentunya juga diiringi rasa sakit.
Sayang.... menikah dengan kamu adalah takdir, bukan pilihan, semua terasa lancar pada prosesnya, hanya saja kenapa konsukuensinya begitu sulit. Sekarang.. aq baru bisa angkat 4 jempol pada rekan-rekan kita yang telah terlebih dahulu menjalani ini... Terpisah oleh jarak karena pekerjaan, ada pula yang sampai seperti putus asa mengusahakan untuk pindah atau berdekatan atau tidak banyak juga yang menyerah dan resign..
Untuk kita, ini baru awal, semoga kita bisa terus bersama, saling percaya, saling mendukung, saling cinta sampai maut memisahkan..
Aku mencintaiku suamiku teramat sangat rupanya, semoga Allah Ridho...Aaamiiinnn...
Langganan:
Postingan (Atom)