Selasa, 22 Februari 2011

Sesungguhnya..

Bismillahirrohmaanirrohim...
inilah isi hatiku sebenarnya,  Sayang... sejak ijab kabul dilaksanakan, sejak saat itu hati dan jiwaku milikmu.. kian hari rasa cinta tumbuh subur dalam diriku, tidak ada tempat untuk laki-laki lain selain kamu, walau mungkin dalam bercanda aq sering tidak mengakuinya..

Sayang... terkadang aq juga dihantui pertanyaan, mengapa bisa terbilang nekat mengambil keputusan berumah tangga bersama kamu, dengan konsukuensi jarak jauh, seperti yang kita sudah ketahui bersama sebelumnya.. tapi ntahlah, ntah buta karena cinta, ntah kasamaran, ntah nekat, tp akhirnya kita melangkah. Saling meyakinkan satu sama lain, menutup mata dan telinga dari saran untuk memulai saja dengan yang baru..

Awal-awal pernikahan ini terasa berat, rasa rindu teramat sangat terus menghantuiku, tidak jarang aq meneteskan air mata dalam doaku, menangis bertanya kenapa aq tidak bisa mendapatkan kamu dan orang tuaku sekaligus, (berbakti kepada orang tua sekaligus mengabdi kepada suami). Sering kita dengar bahwa hidup adalah pilihan, yah... hidup memang pilihan, tapi pilihan selalu menimbulkan korban yang tentunya juga diiringi rasa sakit.

Sayang.... menikah dengan kamu adalah takdir, bukan pilihan, semua terasa lancar pada prosesnya, hanya saja kenapa konsukuensinya begitu sulit. Sekarang.. aq baru bisa angkat 4 jempol pada rekan-rekan kita yang telah terlebih dahulu menjalani ini... Terpisah oleh jarak karena pekerjaan, ada pula yang sampai seperti putus asa mengusahakan untuk pindah atau berdekatan atau tidak banyak juga yang menyerah dan resign..

Untuk kita, ini baru awal, semoga kita bisa terus bersama, saling percaya, saling mendukung, saling cinta sampai maut memisahkan..

Aku mencintaiku suamiku teramat sangat rupanya, semoga Allah Ridho...Aaamiiinnn...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar